Laman

Senin, 09 Mei 2011

Peristiwa Menggelikan

Pernahkah kalian mendengar, seseorang yang telah berusia hampir setengah abad jatuh cinta.  Kalau dilihat dari usia, termasuk ganjil, mereka bilang orang tua kegatelan, tua-tua keladi semakin tua semakin menjadi. Cuma kalau dilihat dari fitrah manusia usia berapapun tidak ada yang ganjil, tidak ada yang gatel, tidak ada yang miang, tidak ada tua-tua keladi makin tua makin jadi. Karena kalau kita berpikir secara fitrah berarti cinta itu milik Tuhan, bila kita berpikir tentang hubungan manusia dengan manusia lain maka cinta menjadi beraturan agar tidak terjadi tabrakan. Maka dibuatlah aturan-aturan sosial dari yang sifatnya pemberian sangsi sampai pada teguran, baik teguran yang langsung atau pun teguran yang tidak langsung.  Kata-kata seperti diatas, kegatelan, kemiangan, tua-tua keladi, adalah teguran yang halus dari masyarakat agar kita berhati-hati jangan sampai terperosok. Namun ternyata cinta juga tidak dapat diduga, ia datang tidak bisa kita halangi, dan ia pergi juga tidak bisa kita hindari. 

Teman saya bercerita tentang cinta ini, dia sudah berusia hampir setengah abad, ceritanya begini.

Ketika memasuki tahun 2000 dan berusia 35 tahun, dia melihat  teman wanitanya sedang berbicara dengan temannya seorang pria. Entah karena apa,  waktu  melihat mereka, apalagi kalau sedang ngobrol  hati ini sangat cemburu, semakin dihindarkan semakin mendalam, semakin mau dibuang semakin ingat. Derita ini dia  alami kurang lebih 2 tahun tanpa bisa berbuat apa-apa . Seperti kata pepatah "Buah hatiku istri orang", dan dia  juga sudah beristri. Jadi perasaannya itu dipendam sendiri, karena tidak ingin merusak rumah tangga orang lain dan rumah tangga sendiri. Selama dua tahun dia menanggung perasaan cinta yang sangat berat dan ujian yang luar biasa.  Alhamdulillah, ketika mengakhiri tahun 2002 perasaan asmara dengan istri orang tersebut kembali diambil oleh Allah, sehingga ketikal ketemu, tidak  pernah ada rasa cemburu lagi, ketika ditelusuri kemana hilangnya juga tidak tahu. Sejak adanya  pengalaman inilah apabila menghadapi masalah merasa seperti tidak pernah bermasalah lagi. Seperti istilah dalam tempat pegadaian "mengatasi masalah tanpa masalah".
Tahun 2011 ini rasa itu terulang lagi, hanya sekitar 1 bulan setelah perkenalan, dan yang intensif perkenalan itu sekitar setengah bulan rasa cinta itu muncul lagi dihati dia, pada saat itu dia hanya meihat rasa cinta itu hanya anugerah Allah, jadi dia teruskan dan kalaupun nanti terjebak maka bagi seorang abdi hanya tinggal menikmati, tetapi dalam perjalanannya ada lika-liku laki-lakinya.
Perasaan itu  ia sampaikan, namun ternyata wanita itu adalah seorang yang luas pergaulannya, seorang luwes, mudah bergaul, dan luas pengetahuannya. 
Kalau untuk bersahabat, bersilaturrohmi, dan semua yg sesuai dengan adab dan hukum bersahabat memang tiada masalah bagi saya  dan biarlah saya memberitahu disini, saya lebih menghormati ikatan persahabatan yang jujur berbanding ikatan persahabatan yg disisipkan tujuan dan rasa yg lain dari itu. Ini kerana saya sememangnya tidak boleh bertolak ansur kepada orang-orang yg menggunakan landasan itu untuk melayan rasa yang lain. Kerana apa? semuanya kerana saya tidak mahu keretakan hati atau tergoresnya perasaan org yg telah takdirkan berada dibawah tanggung jawab seseorang itu, seperti anak, isteri dan saudara-saudara mereka. Saya sudah kenal arti rasa, apa itu cinta dan duka, dan saya sudah boleh membandingkan ia dengan rasa tanggungjawab, tuntutan dan janji terhadap Allah. Saya juga seorang yg amat menjaga nilai-nilai hidup dan bermasyarakat, termasuklah menjaga kewajiban saya untuk bermasyarakat dengan sehat dan mematuhi syariat dikalangan orang-orang yg telah Allah letakkan tuntutan mereka keatas saya. Itulah saya katakan, saya seorang yg tega dengan diri saya sendiri .... ! Saya tidak melayani atau memberi ruang untuk rasa cinta lain berlabuh dihati saya selain dari rasa cinta saya kepada Allah sahaja. Jadi walau pun ada kala saya seperti org yg patah harap, namun ia hanya umpama detik2 saat yg datang dan setelah ia berlalu, ia tidak memberikan kesan apa-apa kepada saya. Demikian balasan dari pihak wanita.
Setelah mendengar tanggapan itu,  dia  bilang, maaf karena telah mengusik kedamaian kamu, dan seperti biasa jika rasa cinta sudah tumbuh dan tidak terbalas maka yang muncul adalah kekecewaan, sakit hati.  Namun dia berpikir positif dan berkata dalam hati "peristiwa 9 tahun yang lalu berulang lagi" dan mungkin juga menanggung bebannya  2 tahun kembali.
Memasuki hari kedua dia menanggung kerinduan sendiri, ketika dia mau tidur dan menyerahkan semua persoalan itu pada Tuhan.  Jam 23.00 WITA dia terbangun dari tidur, dan merasakan beban badan terasa ringan, dia teringat ada beban berat yang lagi menghimpitnya yaitu rasa cinta yang tak terbalas. Dia lihat pada badannya, dia lihat pada hatinya, rasa yang menghimpit itu sudah tidak ada lagi, entah kemana perginya. Pengalaman bersama wanita itu bisa terhapus memorinya, padahal sebelum tidur sangat kuat sekali tekanannya.
Demikianlah sekilas pengalaman dari seorang teman, penulis mohon masukan dari pembaca, kenapa memorinya rasa cinta itu bisa terhapus begitu saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar