Laman

Rabu, 23 November 2011

Diklat Pembuatan Konten Pembelajaran

Pada tanggal 24 dan 25 November 2011 (Hari Kamis dan Jumat) di SMA Negeri 1 Martapura telah dilaksankan Diklat Pembuatan Konten Pembelajaran.  Tujuan dari Diklat ini adalah agar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi murid.

Hal ini juga bertolak dari adanya sertifikasi guru yang telah diberikan pemerintah untuk menjadi guru profesional, sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan kualitas dari guru semakin meningkat dan menjadi guru profesional.

Ternyata untuk mencapai yang diinginkan itu tidak semudah membalik telapak tangan,  banyak sekali kendala yang dihadapi agar bisa menjadi profesional. Salah satu sisi yang diharapkan adalah agar guru menjadi terampil dalam menggunakan ICT. Ketika diklat pembuatan konten pembelajaran dilaksanakan maka sangat terlihat sekali kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh guru-guru.  Seperti membuat email, membuka email, mengirim dan menerima, sangat diperlukan kesabaran yang tinggi bagi instruktur atau pemberi materinya atau mengarahkannya. Ketika pelatihan-pelatihan ICT ini dilaksanakan beberapa kali tapi kemajuan yang dimiliki oleh guru-guru itu minim sekali atau bisa dikatakan seperti jalan ditempat.

Dari permasalahan tersebut bisa kita buat sebuah pertanyaan, Kenapa guru-guru sangat lambat kemajuannya dalam penggunaan ICT?. Untuk menanggapinya maka bisa kita lihat dari masalah-masalah berikut ini :
1. ICT khusunya komputer/laptop adalah barang baru bagi guru-guru
2. Kurangnya ketekunan dalam memakai atau menggunakannya
3. Tingkat konsen  untuk menggunakannya  tidak tinggi disebabkan oleh faktor lain
4. Usia yang relatif tidak muda lagi
5. Manfaat yang tidak bisa didapat langsung
6. Semangat yang tidak tinggi

Itulah permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru yang bisa kita lihat dari sisi psikolaginya, tinggal  diri masing-masing untuk melihat kekurangannya dan berusaha untuk melengkapinya.


Salam Kedamaian

Senin, 31 Oktober 2011

Kewaspadaan


Satu-satunya kenyataan adalah bahwa yang dapat merubah segalanya itu, yang dapat membersihkan jiwa dari cengkeraman nafsu, yang dapat menempatkan semua alat tubuh luar dalam kepada kedudukan dan tugas mereka masing-masing secara utuh dan benar, hanyalah KEKUASAAN TUHAN! Dan kekuasaan Tuhan akan bekerja kalau si -aku, yaitu hati dan akal pikiran kita tidak bekerja! Dan kekuasaan Tuhan akan bekerja kalau kita menyerah kepadaNya, menyerah dengan penuh ketawakalan, kepasrahan dan keiklasan, menyerah dengan kesabaran. Kehendak Tuhanpun jadilah! Itu satu-satunya kenyataan yang mutlak. Dalam kepasrahan lahir batin ini, kita akan menerima semua kenyataan hidup sebagai kehendak Tuhan, dan karenanya kita menghadapinya tanpa keluhan, tanpa celaan. Bukan berarti kita lalu acuh dan mandeg. Sama sekali tidak! Kita pergunakan semua alat tubuh luar dalam untuk berusaha! Tuhan yang akan memberi bimbingan dan tuntunan. Kalau sudah begini, apapun yang terjadi, tidak menimbulkan penasaran atau keluhan, apa lagi duka. Selain ingat dan waspada. Ingat kepada Tuhan dan kekuasaanNya yang mutlak, menyerah, dan waspada terhadap setiap gerak langkah kita dalam hidup, waspada terhadap pikiran kita, terhadap ucapan kita, terhadap perbuatan kita, seperti kewaspadaan seorang yang memegang kemudi kendaraan. Dan Tuhan Maha Kasih!

Dari : Asmaraman S. Khopingho

Hati-hati


Kalau kita mau membuka mata, jelas tampak dalam penghidupan sehari-hari betapa cita-cita atau keinginan mencapai sesuatu mendatangkan kepalsuan-kepalsuan, pertentangan dan kejahatan di dalam hubungan antara manusia. Sekelompok anak-anak pun, kalau melakukan suatu permainan di mana terdapat kemenangan, setiap orang anak memperebutkan kemenangan itu dan sudah pasti akan terjadi persaingan, perebutan yang segera diikuti dengan pertentangan dan pertengkaran. Mengapa demikian? Karena dengan adanya cita-cita yang dikejar, mata ditujukan kepada cita-cita itu dan cita-cita itulah yang penting lagi! Cita-cita itu saja yang dianggap akan mendatangkan nikmat, permainannya tidak terasa lagi, seluruh gairah didorong oleh pengejaran akan cita-cita dalam permainan itu, ialah kemenangan.

Karena kita mementingkan cita-cita yang merupakan khayal karena belum ada, maka kita tidak mengacuhkan caranya, tidak memandang lagi kepada keadaan sebagaimana adanya. Kita memandang kepada masa depan, yaitu cita-cita, tidak pernah memperhatikan sekarang, saat ini. Maka terjadilah penyelewengan, terjadilah penggunaan cara-cara yang tidak sehat, semua demi mencapai cita-cita. 
 ·  ·  · Bagikan · Hapus
    • Yudie Eryanto 
      Kenapa dengan "Hati-hati" kok hatinya ada 2 yaaaa...? hemmm, saya teringat disaat saya nak berangkat kerja , saya pun pamit dengan istri " Bu Ayah berangkat kerja dulu...! Hati-hati yaa Yah.." heem muach...cium pipi kiri dan kanan, langsungsaya berangkat berjihat kerja demi keluarga lillahi ta'alah...diperjalanan kok teringat,..kenapa hati-2, ada apa dengan hati ini...??? tak lama difahamkan kalau diluar hati ini banyak kepalsuan, pertentangan, kejahatan pikiran..dan lain sebagainya...hati ini adalah tempat/alat /instrument NAVIGASI antar yg buruk dan baik,..selalu melihat monitor hati dalam hal keputusan walau selalu ada pertimbangan dari akal & pikiran, tapi hati yang judgment keputusan final,..Hati-hari agar saya selalu memakai/melihat hati ini dalam setiap keputusan...semoga hati ini selalu menjadi bersih dan menjadi Baithul Mahram,..tempat Allah menaruhkan kehendak kebaikan..Amin
      13 Oktober jam 10:12 · 
    • Syafuan Nur saya kutip status dari Bonang Sudrajat "Hatimu, Hatiku, Hati-hati... saya melihat manusia tidak akan bisa lepas dari egonya sebelum kesempurnaan datang , makasih Yudie, salam
      13 Oktober jam 10:18 · 
    • Yudie Eryanto Wa'alaikum salam...

Perpindahan kata yang bermakna


Segala sesuatu apabila kita memandang dari sudut kepentingan kita banyak yang kurang sesuai.  

Ini adalah sebuah status yang pernah saya tuliskan,  kenapa diulang lagi dalam catatan dan apa maksudnya.
Pemikiran ini dimulai dengan adanya  perbedaan pandangan dan tanggapan atau komentar dari kawan-kawan dalam menanggapi status. Dimana status yang diharapkan dapat tanggapan yang positif, menyejukkan, meneduhkan, menenangkan, mendamaikan ternyata dapat tanggapan yang sebaliknya.  Adanya kondisi seperti itu saya hubungkan dengan status yang lain, berbunyi :

Sibuk dengan menuangkan pikiran
Sibuk dengan menuangkan perasaan
Sibuk dengan pembelaan
Sibuk untuk mendapatkan kebenaran
Mending, Mendinginkan, Mandi dulu !!!!

Mandi yang kita lakukan ada beberapa cara :
1. Mandi betulan sehingga otak, hati, dan seluruh badan menjadi segar dan membawa aura positif
2. Mendinginkannya dengan cara berwudhu, sesuai ajaran islam
3.  Sesuai dengan anjuran rasul, mendingankan dengan cara diam, setelah tidak dihadapan fb lagi, akan memberikankesempatan pada pikiran dan hati kita untuk istirahat dan bertindak positif, juga kalau dihubungkan dengan status  berikutnya, "Sedang mikirin perkataan Rasul " Diam itu emas ", Apa ya maknanya ?
dan dapat tanggapan, "maknanya a adlaah "ketika bicara hendaknya bertuturlah dengan kata" yang mnyejukkan lagi menenangkan bagi orag" yang mendengarnya,  namun ketika tidak ada perkataan yang seperti itu maka diamlah, karena itu jauh lebih baik bagimu, agar tutur  kita senantiasa terjaga.  Dan ada juga tanggapan berikutnya   "saat bermeditasi, lupakan yg lama, lupakan apa yg mendatang, hanya ingat Allah. . . . karena peristiwa itu sebenarnya hijab".

Sedang status berikutnya adalah : 
Tahu akan kebodoban sendiri adalah waspada,
Tidak tahu, mengaku tahu adalah sebuah penyakit,
yang mengenal kenyataan ini berarti sehat!
Hanya mata seorang yang pikirannya tidak dibebani sepenuhnya dengan segala macam persoalan hidup yang akan dapat menikmati keindahan.

Ini adalah sebagai langkah evaluasi bagi diri kita, ternyata kita sering merasa pintar, tidak waspada, karena merasa pintar maka mendatangkan penyakit bagi diri kita alias kita tidak sehat, sehingga keindahan hidup tidak bisa kita nikmati.

Evaluasi berikutnya  adalah bunyi stutus dibawah ini yang membicarakan tentang :
"Jika seseorang dapat menerima keadaan yang menimpa dirinya dengan kesadaran, maka dia akan selalu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan itu dan sama sekali dia tidak akan menyalahkan Tuhan maupun manusia lain".

Kita tidak tahu dalam menyampaikan sebuah pemikiran kepada orag lain yg mengena atau sesuai apakah yang panjang atau pendek, yang sederhana atau yg rumit,  sampaikanlah dan janganlah merasa pintar dan janganlah menilai orang lain harus sama dengan dirinya karena tentu saja akan berbeda, sesuai dengan status yang pertama pada catatan ini.

Permasalahan yang muncul sebenarnya terjadi karena, mari kita lihat status berikutnya :
Tiada api sepanas nafsu tiada jerat sebahaya kebencian tiada perangkap selicin kedangkalan pikiran tiada arus sederas keinginan hati. Kehidupan manusia sudah diatur dan berjalan pada rodanya masing-masing, jika ada ketersinggungan, ketidaksesuaian, tabrakan kepentingan itu hanya disebabkan oleh muatan yang berlebihan, yaitu muatan keinginan

Juga pandangan baik dan buruk manuisa, sangat dipengaruhi oleh nafsu pribadi demi kepentingan diri sendiri. Kalau seseorang melihat orang lain menguntungkan dia, menyenangkan hatinya, maka serta-merta dia akan menganggap orang itu baik! Sebaliknya kalau dia melihat orang lain merugikannya, memusuhinya dan tidak menyenangkan hatinya, maka tanpa ragu-ragu lagi akan dianggapnya orang itu buruk. Seharusnya pandangan itu dinaikkan lagi pada level kebenaran sehingga mempunyai nilai yang objektif karena semua orang menilainya akan sama.

Jalan keluar dari hal-hal tersebut diatas terlihat pada status berikut ini, diantaranya :
Bagi kita yang berada diluar dari lingkaran  atau emosi mereka mudah saja untuk mengucapkan lebih baik berdamai. Tapi bagi mereka yang terlibat secara langsung ,  untuk menyatakan secara langsung diperlukan ketabahan hati dan keluasan dada atau kelapangan dada. 

Orang yang mampu  memberikan ucapan maaf dan damai  pada orang lain  adalah orang yangberjiwa Besar. Tidak banyak orang bisa melakukannya.
Ternyata masalah berbesar hati atau jiwa ini kita temui pada semua aspek kehidupan, hampir semua orang juga pernah merasakannya juga termasuk anda. Bagaiman rasanya kecewa, bagaimana rasanya mengakui kekalahan, bagaimana rasanya tersingkir dalam persaingan hanya kitalah yang tahu.

Keindahan terletak di dalam batin, batin yang berbahagia membuat segala sesuatu nampak indah, menyenangkan, segala penglihatan nampak indah, segala pendengaran menjadi merdu, segala makanan menjadi lezat, segala pengrasa menjadi halus dan lembut. 
Kedamaian di atas bumi ini bisa berlangsung ternyata karena kemaafan
Orang yang mengalah adalah orang yang pandai mengalahkan orang lain dan dirinya sendiri
Cobaan/kesalahan yang secara nyata menimpa kita , banyak orang yang tidak suka menerimanya, daripada cobaan/kesalahan yang tersembunyi. Padahal cobaan/kesalahan yang nyata itu akan memudahkan kita minta maaf/koreksi daripada yg tidak kita ketahui. Kemana minta maaf ?

Bagian terakhir :

Abadi dalam kesenangan dan kesusahan
Perlu disadari 
Keberadaan kita tidak akan bisa dilepaskan
Dari kesenangan dan kesusahan
Sepanjang hidup kita
Hasrat untuk mempertahankan harga diri
kadang-kadang bisa membuat orang turun harga dirinya
yang paling mudah adalah
kita tidak punya harga diri,
tapi harga diri selalu bersama kita
sehingga kita tidak direpotkan untuk mencari harga diri
Yang dicari adalah
Bagaimana menyikapinya

Semoga kita mendapatkan Akhlakul Karimah

Waasalamualaikum Wr Wb

Renungan


Tuhan selalu bekerja, tak pernah berhenti sedetik pun. Dan pekerjaan Tuhan selalu sempurna, walaupun lika-likunya banyak yang merupakan rahasia bagi kita, atau belum kita mengerti. Kalau ada bagian pekerjaan Tuhan yang sudah kita mengerti benar, barulah kita ketahui bahwa hasil pekerjaan Tuhan itu sempurna,  Tuhan adalah Maha Sempurna!

Ada seorang janda yang hidup berdua saja dengan seorang puteranya yang baru berusia lima tahun. Janda itu beribadat dan saleh, tak pernah menyimpang dari jalan kebenaran sehingga terkenal sebagai seorang janda yang berbudi baik. Puteranya juga lucu dan mungil sehingga biarpun janda itu hanya hidup berdua, ia cukup bahagia. Akan tetapi, pada suatu hari, puteranya jatuhs sakit dan usaha apa pun yang dilakukan janda itu untuk menyembuhkan puteranya, gagal. Anak itu meninggal dunia! Hancur luluh perasaan hati janda itu. Ratap tangisnya terhadap Tuhan untuk minta pertolongan sejak puteranya jatuh sakit, kini berubah menjadi ratap tangis penyesalan. Bahkan demikian hebat kedukaannya sehingga ia berani menegur Tuhan dalam tangisnya, mengapap Tuhan begitu kejam, mengambil satu-satunya anak, satu-satunya pelipur hatinya, teman hidupnya. Mengapa Tuhan membalas semua kebaktiannya dengan siksaan. Dalam tangisnya, ia mengatakan bahwa Tuhan tidak adil!

Saking sedihnya, ia jatuh pingsan. Para tetangga mengangkatnya dan merebahkan tubuhnya di atas pembaringan. Tak jauh dari jenazah puteranya. Dan dalam pingsannya itu, semangat janda yang dilanda penasaran itu melayang naik mencari Tuhan! Ia bertekad untuk menghadap Tuhan, untuk memprotes kematian puteranya! Dan semangatnya yang melayang-layang itu bertemu dengan malaikat yang diutus Tuhan menjemputnya.

“Janda saleh, hendak kemanakah engkau?” tanya malaikat.

“Aku ingin mencari Tuhan. Aku ingin menghadap Tuhan!” jawabnya.

“Mengapa?”

“Aku ingin memprotes, ingin menyatakan penasaran hatiku. Sejak kecil aku selalu beribadat, tak penah lupa sembahyang dan memuji nama Tuhan, tidak pernah melakukan kejahatan karena aku takut kepada Tuhan, selalu ingin menyenangkan Tuhan dengan perbuatan yang baik. Akan tetapi, ketika masih muda dan mempunyai anak seorang, Tuhan mengambil suamiku. Hal itu masih kuterima dengan penuh ketawakalan, aku menyerah atas kehendak Tuhan. Aku hidup menjanda dengan puteraku yang kuanggap sebagai anugerah Tuhan. Aku selalu berterima kasih dan menjaga diri agar jangan sampai membikin marah Tuhan dengan perbuatan yang mengandung dosa. Akan tetapi, mengapa kini Tuhan mengambil puteraku? Mengapa Tuhan begitu kejam terhadap aku? Nah, aku akan menghadap Tuhan dan memprotes! Mengapa kehidupan orang-orang yangberdosa bahkan jauh lebih beruntung daripada kehidupanku. Malaikat itu membiarkan sang janda bicara sampai habis, mengeluarkan semua isi hatinya yang penuh duka dan penasaran. Kemudian, malaikat itu membimbingnya ke atas awan, lalu berkata dengan lembut.


“Janda yang saleh. Sebelum kaulanjutkan protesmu kepada Tuhan, kami ingin memperlihatkan sesuatu. Nah, kau tengoklah disana itu!” Sang malaikat menunujuk ke arah langit biru di barat.

Sang janda melihat ke arah langit yang ditunjuk dari atas gumpalan awan putih itu dan ia pun melihat pemandangan yang mengherankan. Ia melihat kehidupan di dunia ramai! Dilihatnya seorang pemuda yang tampan dan gagah sedang melakukan perbuatan yang mengerikan. Pemuda itu dengan bengis dan kejamnya menyerang orang-orang, membunuh dan merampok, bahkan memperkosa. Pemuda itu demikian garang dan demikian jahat, bagaikan iblis sendiri sehingga sang janda tidak sanggup lagi menyaksikan kekejaman-kekejaman yang luar biasa itu dan ia memalingkan mukanya, tidak sudi melihat lagi.

“Betapa kejamnya! Betapa jahatnya! Kenapa aku yang sudah menderita duka ini di haruskan menyaksikan perbuatan yang demikian kejam dan jahat? Siapakah pemuda yang jahat itu?”

“Ketahuilah olehmu, janda yang baik budi. Pemuda itu adalah puteramu, kalau dia dibiarkan menjadi dewasa kelak.”

Wanita itu terbelalak dan menutup mulut dengan tangan seolah hendak menjaga agar ia jangan menjerit, membalik dan memandang lagi ke arah pemuda itu yang masih mengamuk itu. “Ya Allah! Ampunilah hamba Ya Tuhan ….. jangan ….. jangan …..! Hentikanlah perbuatannya ….. !” Dan ia pun menangis tersedu-sedu, menutupi mukanya dengan kedua tangan.

“Lihatlah kenyataan, janda yang baik dan sadarilah mengapa kini Tuhan menghendaki anakmu mati dalam usia kecil. Karena engkau, ibunya, seorang wanita yang saleh dan baik budi, maka Tuhan tidak menghendaki engkau tersiksa kelak oleh perbuatan anakmu. Nah, sekarang bagaimana? Apakah engkau masih menghendaki agar anakmu dihidupkan kembali dan dibiarkan menjadi dewasa?”

“Tidak …. tidak …….! Biarlah dia mati sekarang, aku …. aku rela ….., jangan sampai dia menjadi jahat seperti itu ….”ang yang selalu memuja Tuhan?
Kehendak Tuhan jadilah, demikian bisik hatinya. Semua peristiwa yang terjadi pada diri setiap manusia, merupakan suatu kenyataan, suatu kebenaran, suatu keputusan Tuhan yang Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih. Manusia wajb berikhtiar dengan cara yang benar untuk mempertahankan hidupnya, bahkan untuk menikmati hidupnya. Namun, hasil atau gagalnya ikhtiar itu, hanya Tuha yang menentukannya. Apapun yang terjadi adalah kehendak Tuhan! Kalau kita anggap peristiwa yang menimpa kita menyenangkan, kita patut bersyukur atas kasih sayang Tuhan. Kalau kita anggap menyusahkan, kita tidak perlu mengeluh, melainkan menerimanya dengan penuh kesadaran bahwa apa yang terjadi sudah kehendak Tuhan dan pasti ada sebabnya, bahkan ada hikmahnya. Mungkin merupakan hukuman atau buah dari pohon yang ditanamnya sendiri. Mungkin merupakan cobaan atau ujian. Tidak ada manfaatnya mengeluh, sebaliknya harus bersyukur dan menyerah kepada Tuhan Maha Kasih!

Diambil dari : Asmaraman S. Khopingho

Jumat, 17 Juni 2011

Kutipan dari : FB ( oleh Mustafa Sutan Rajo Dilangit)