Laman

Selasa, 10 Mei 2011

Ujian

Sebenarnya, bencana yang datang kepada kamu itu bukannya akan menghancurkan kamu, melainkan sebenarnya adalah akan menguji kamu, mengesahkan kesempurnaan iman kamu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam hatimu. Allah berfirman :

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu ; dan agar Kami menyatakan  (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS, 47 : 31)

Seorang teman saya ada yang  bertanya, bagaimana cara memandang sesuatu itu bisa kita katakan sebuah ujian atau sebuah anugerah. Masalah bisa dikatakan sebagai sebuah ujian apabila, dilanjutkan, diteruskan, maka akan membawa masalah yang baru dan rumit, tidak saja bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Artinya masalah itu akan mendatangkan mudharat bagi dirinya, keluarganya, rumah tangganya, tetangganya, lingkungannya, bahkan mungkin bagi agamanya. Maka apabila kita bertemu dengan masalah seperti ini hendaklah berpikir dan menahan diri agar tidak berbuat, dan tentu saja harus bersabar. Sedangkan sebuah masalah bisa dikatakan sebagai anugerah adalah apabila kita teruskan,lanjutkan, maka akan banyak mendatangkan manfaat, baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, rumah tangganya, lingkungannya, bahkan bagi agamanya. Apabila hal ini kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari, maka tiada lain bagi kita kecuali harus bersyukur, dan dengan kesyukuran tersebut akan ditambahkan lagi nikmat dan anugerah dari Allah SWT. 

Namun perlu juga kita ingat, bahwa dibalik adanya ujian disitu juga ada anugerah, dan dibalik anugerah disitu juga ada ujian, maksudnya seperti apa ?. Bagi mereka yang diberi ujian, apabila dia sabar dalam menjalaninya maka akan mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi dirinya, terutama  akan diberikan pengalaman oleh Tuhan yang tidak bisa didapatkan hanya melalui peristiwa-peristiwa biasa. Namun dibalik adanya anugerah tersembunyi ujian yang mengintai setiap saat, maka perlu kewaspadaan setiap saat, lengah sedikit saja berubah menjadi ujian, tapi ketika dijalani ujian itu kembali berubah menjadi anugerah, bagi orang-orang yang suka berpikir dan beraqal.

Untuk lebih jelas penguraiannya, teman saya juga ada yang bertanya, kenapa kita sering diuji ?, apalagi kalau  sedang berjalan menuju dan di dalam Allah ?. Sebenarnya ujian dan anugerah dari Allah tadi adalah sebagai alat bagi kita untuk mendapatkan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spritual, maupun kecerdasan ke-Tuhan-an. Agar lebih jelas dalilnya, mari kita lihat riwayat Rasulullah (Nabi Muhammad SAW), beliau berkata "seluruh makhluk permukaan bumi ini Aku-lah, kata rasulullah yang paling banyak ujiannya". Ternyata dengan banyaknya ijuan itu mendatangkan kecerdasan yang luar biasa bagi rasulullah, sehingga beliau dipanggil menjadi nabi yang ummi, nabi yang cerdas, nabi panutan,nabi yang sempurna dan gelar-gelar yang lainnya.
Nah, apabila kita sering merasa diuji oleh Allah dengan berbagai masalah, maka banggalah, syukurilah, bersabarlah, karena hal ini akan mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi kita. Cuma, ada kecualinya, hal ini akan mendatangkan manfaat yang besar bagi kita apabila kita menjalani ujian itu disertai dengan ilmu Allah, atau makrifatullah. Karena hasil yang didapatkan oleh seseorang itu juga berdasarkan ilmu yang dia miliki.
Saya teringat  dengan ucapan dari Guru Sekumpul, KH. M. Zaini Ghani, "manusia itu adalah budaknya ilmu", maksudnya manusia itu akan mendapatkan sesuatu itu sesuai dengan (ilmu) atau kepahaman yang dia miliki. Walaupun selalu dilanda ujian, tapi dia tidak memperdalam  makrifatullah, maka pengetahuan tentang ilmu Allah dan rahasia Allah sedikit juga dia dapatkan, karena Allah tidak pernah menyalahi janjinya.
Manfaat lain dari adanya ujian ini adalah, kita dilatih oleh Allah untuk meniadakan kudrat, iradat, ilmu, hayat, pendengar, penglihat, dan perkataan.  Sehingga kita merasa tidak kuasa, tidak berkehendak, tidak berilmu, tidak hidup, tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak berkata-kata. Dari ujian inilah baru kita merasa benar-benar seorang yang lemah, seorang yang fakir, seorang yang hina, dan seorang yang bodoh yang tidak punya kuasa atau cara untuk mengatasi masalah yang kita hadapi kecuali dengan pasrah, kecuali dengan lahawlawala, kecuali dengan innalillah.Apabila kita sudah bisa seperti itu, maka datanglah anugerah kepada kita, dimana keakuan kita semakin berkurang dan ke-Aku-an Allah lah yang muncul dan ini adalah anugerah yang luar biasa sekali.

Oleh karena itu,  manakala kebenaran keimanan kamu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah, dan dengan izin Allah juga , maka hendaklah kamu tetap bersabar dan ridha serta patuh kepada-Nya. Sekiranya kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu, maka janganlah lalai untuk kembali menghadap Tuhan. Mohonlah ampunan-Nya dan memintalah dengan penuh merendahkan diri kepada-Nya.  
Carilah sebab musabab kenapa kamu mendapat ujian dari Allah, mungkin saja kamu tidak sanggup melaksanakan perintahnya itu lantaran kejahatan syak wasangka yang terdapat di dalam pikiranmu, atau kamu kurang bersopan santun di dalam mematuhi-Nya, atau kamu terlalu sombong dan bangga, atau kamu terlalu menggantungkan diri kepada daya dan upayamu sendiri, dan atau kamu menyekutukan Allah dengan dirimu atau makhluk. 
Akibat semua itu, kamu berada terlalu jauh dari  Dia, membuatmu lupa untuk mematuhi Dia, kamu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia murka kepadamu dan membiarkanmu asyik terlena dengan urusan keduniaan dan menurut nafsu angkaramu. Tahukah kamu, bahwa semua itu menyebabkan kamu lupa kepada Allah dan menjauhkan kamu dari Dia yang menjadikan dan mengasuhmu serta yang memberimu rezki yang tiada terkira. 
Bagi mereka yang mendapat anugerah, waspadalah terhadap apa saja yang dapat menjauhkan kamu dari Allah.  Berhati-hatilah terhadap apa saja selain Allah yang hendak memalingkan kamu dari Allah, apa saja selain Allah bukanlah Allah, karenanya kamu jangan mengambil apa saja selain Allah lalu kamu membuang Allah, karena Allah menciptakan kamu itu hanya untuk mengabdi kepada-Nya saja. Maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri dengan melupakan Allah dan perintah-Nya, karena hal ini akan menyeretmu masuk masalah, yaitu dengan sebutan ujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar