Laman

Minggu, 03 April 2011

Pengasingan Yang Menambah Keyakinan

Ketika rasulullah dan sahabat beliau menyiarkan islam pada masa  awal perkembangannya, sangat mendapat tantangan sekali dari kaum Quraisy Mekah. Mereka tidak ingin islam berkembang dengan cepat dan mudah, salah cara untuk menghalanginya adalah dengan mengasingkan Nabi beserta kelompoknya. Pengasingan tersebut dituangkan dalam sebuah perjanjian yang isinya “apabila tulisan perjanjian itu hancur maka selesailah pengasingan itu”.  Perjanjian tersebut mereka letakkan di dalam ka’bah. Menurut logika tulisan itu tidak akan hancur hanya dalam tempo yang singkat, mungkin sampai puluhan tahun. Tapi ternyata kehendak Allah lain, antara 2-3 tahun  ternyata perjanjian itu telah rusak, maka bebaslah rasulullah dari pengasingan /blockade itu.
Pengasingan ini kalau diamati, ada rahasia yang ingin diajarkan Allah kepada rasulullah, menurut versi saya :

1. Allah melatih Rasulullah agar tidak bergantung kepada makhluk

Pengasingan atau pem-blokade-an ini menyangkut segala hal kehidupan seperti :
1. Menyebarkan islam tidak boleh keluar dari lingkungan pengasingan
2. Kelompok yang diasingkan dan kelompok yang mengasingkan tidak boleh berhubungan
3.  Suplai sembako juga tidak boleh
Melihat hal tersebut, pemikiran apa yang muncul pada diri kita, tentu saja kita akan menjawab. Akan terjadi kesepian, kesendirian, kegelisahan, kelaparan, kematian, dan berujung menyerahnya rasulullah kepada kelompok pengasing untuk tidak menyiarkan agama islam lagi.
Bukan rasulullah namanya kalau menyerah, walau hidup dalam keprihatinan, beliau tetap menjalaninya dan terus mengajarkan islam pada kelompoknya. Ternyata dalam keadaan terasing, terpaksa terasing, memunculkan harapan tidak lagi kepada makhluk, tetapi kepada Allah. Sehingga bulatlat keyakinan, bulatlah tawakkal, bulatlah pasrah beliau dan kelompoknya kepada Allah.
Pembelajarannya bagi kita adalah "saya ambil ari ajaran Syekh Abdul Qadir Al Jailani". dalam futuhul ghaib
Ajaran  Ketiga
Manakala seorang hamba diuji oleh Allah, maka mula-mula dia akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkan itu. Jika tidak berhasil, maka ia akan meminta pertolongan kepada orang lain seperti para raja, para penguasa, orang-orang dunia atau para hartawan. Jika ia sakit, maka ia akan meminta pertolongan kepada dokter atau dukun.  Jika hal inipun tidak berhasil, maka ia akan kembali menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT, untuk memohon dan meratap kepada-Nya. Selagi ia masih dapat menolong dirinya, ia tidak akan minta pertolongan kepada orang lain. Dan selagi pertolongan lain masih ia dapatkan , maka ia tidak akan minta pertolongan kepada Allah.
Jika ia tidak mendapatkan pertolongan Allah, maka ia akan terus meratap, shalat, berdoa dan menyerahkan dirinya dengan sepenuh harapan dan kecemasan kepada Allah Ta’ala. Sekali-kali Allah tidak akan menerima ratapannya, sebelum ia memutuskan dirinya dari keduniaan. Setelah ia terlepas dari hal-hal keduniaan, maka akan tampaklah ketentuan dan keputusan Allah kepada orang itu dan lepaslah ia dari hal-hal keduniaan, selanjutnya hanya ruh sajalah yang tinggal padanya.
Dalam peringkat ini, yang tampak olehnya hanyalah kerja atau perbuatan Allah dan tertanamlah didalam hatinya kepercayaan yang sesungguhnya tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah). Pada hakikatnya, tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan, kecuali Allah saja.  Tidak ada kebaikan dan tidak ada keburukan, tidak ada kerugian dan tidak ada keuntungan, tidak ada faedah dan tidak ada pula anugerah, tidak terbuka dan tidak pula tertutup, tidak mati dan tidak hidup, tidak kaya dan tidak pula papa, melainkan semuanya adalah di tangan Allah.
Hamba Allah itu tidak ubahnya seperti anak bayi yang berada di pangkuan ibunya atau seperti orang mati yang sedang dimandikan atau seperti bola dikaki pemain ; melambung ; bergulir keatas, ketepi dan ketengah, senantiasa berubah tempat kedudukan. Ia tidak mempunyai daya dan upaya. Maka hilanglah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam perbuatan Allah semata-mata.
Hamba Allah semacam ini, hanya melihat Allah dan perbuatan-Nya. Yang didengar dan diketahuinya hanyalah Allah. Jika ia melihat sesuatu, maka yang dilihatnya itu adalah perbuatan Allah.  Jika ia mendengar atau mengetahui  sesuatu, maka yang didengar dan diketahuinya itu hanyalah firman Allah. Dan jika ia mengetahui sesuatu, maka ia mengetahuinya itu melalui pengetahuan Allah. Ia akan diberi anugerah  Allah.  Beruntunglah ia, karena dekat dengan Allah. Ia akan dihiasi dan dimuliakan. Ridhalah ia kepada Allah. Bertambah dekatlah ia kepada TUhannya. Bertambah cintalah ia kepada Allah. Bertambah khusu’lah ia mengingat Allah. Bersemayamlah ia di dalam Allah. Allah akan memimpinnya dan menghiasinya dengan kekayaan cahaya ilmu Allah. Maka terbukalah tabir yang menghalanginya dari rahasia-rahasia Allah  Yang Maha Agung. Ia hanya mendengar dan mengingat Allah Yang Maha Tinggi. Maka ia senantiasa bersyukur dan shalat dihadapan Allah SWT.

2. Melatih Ketajaman Mata Hati

Bunyi perjanjian tadi adalah "Apabila hancur suratnya, maka habislah pengasingan itu". Menurut Logika surat perjanjian itu diperkirakan baru akan hancur lebih kurang puluhan tahun, tapi ternyata baru memasuki tahun ketiga sudah hancur. Apa sebabnya ?
1.  Allah mengatakan siapa yan bertawakkal kepada-Ku maka akan kuberi jalan keluar yang tidak disangka- sangka. Allah memerintahkan   
     kepada binatang untuk menggerogoti perjanjian itu sehingga tidak bisa terbaca lagi.
2.  Allah membukakan mata hati rasulullah, kemudian memberitahukan kepada kaum Quraisy bahwa perjanjian itu sudah hancur, dan  
     ketika dibuka ternyata betul "tidak bisa dibaca lagi".

Inilah pembelajaran Allah kepada rasulullah dan pengikutnya menurut versi saya, melalui latihan langsung sehingga menambah keyakinan beliau dan pengikutnya untuk berjuang terus membesarkan agama islam. Semoga kita selalu mengikuti jejek langkah beliau. Amin Ya Rabbal Alamin,  Terima kasih  Wahai Rasulullah 

Maaf data yang berhubungan dengan berapa tahun hancurnya perjanjian itu ditulis hanya mengikuti rasa ingat saja, kalau ada yang menguatkan/membetulkan kami ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar