Laman

Kamis, 30 Desember 2010

Spritual/Futuhul Ghaib ajaran ke-5 dan 6


Ajaran  Kelima
                Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya yang membunuh yang diluar tampak lembut tetapi didalamnya sangat membahayakannya, yang menipu mereka dan menyebabkan mereka lengah terhadap dosa dan maksiat ;  apabila kamu melihat semua itu, maka hendaklah kamu bersikap sebagai seorang  yang melihat orang lain yang membuang air besar yang membuka auratnya dan mengeluarkan bau busuk. Dalam keadaan seperti itu , hendaklah kamu memalingkan pandanganmu dari ketelanjangannya dan menutup hidungmu supaya tidak mencium baunya yang busuk. Demikian pulalah kamu  hendaknya bersikap terhadap dunia.  Apabila kamu melihatnya, maka hendaklah kamu memalingkan pandanganmu  dari pakaiannya dan tutuplah hidungmu supaya tidak mencium bau  busuk kegemerlapannya yang tidak kekal.  Semoga dengan demikian kamu dapat selamat dari bahaya dan cobaannya.  Apa yang telah ditetepkan Allah untukmu, pasti akan kamu rasakan. 

Allah telah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW : 
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.  Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal  (QS,  20  :   131)

Ajaran  Keenam
                Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafsumu dengan perintah-Nya dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu Allah.  Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara keseluruhannya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang  dan telah membebaskan segala pikiranmu  dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.
                Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan segala sesuatu keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri.  Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri didalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu.  Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri.  Serahkan segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya,  sejak dari awalnya hingga kekal selamanya.  Dia-lah yang menjaga dirimu didalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamusemasa kamu masih bayi.
                Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu,  tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah semata-mata.  Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak .  Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri, jiwamu bertambah subur. Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap  kebendaan ,  karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq.  Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu.  Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu.  Tuhan semesta alam akan mengajarmu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan mendudukan  kamu pada peringkat orang-orang alim terdahulu.
                Setelah mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendak kamu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang pecah yang tidak lagi berisikan  air walau setetespun.  Kosonglah dirimu dari pri-laku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini,  kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya perkara-perkara itu datang dirimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
                Oleh karena itu, masuklah kamu pada golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya.  Setelah itu kamu akan menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an  yang maha tinggi.  Berkenaan dengan inilah maka Nabi Besar Muhammad SAW. Bersabda, “ Aku menyukai tiga perkara dari dunia ini :  bau-bauan yang harum, wanita  dan shalat yang apabila aku melakukanya, maka mataku akan sejuk di dalamnya”.  Semua ini diberikan kepada setelah seluruh kehendak dan nafsu sebagaimana disebutkan diatas terlepas dari dirinya.  Allah berfirman, “ Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”.
                Allah Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan kehendakmu itu tidak akan diluluhkan.  Apabila semua itu telah hancur dan luluh dan tidak ada lagi yang tersisa pada dirimu , maka telah pantaslah kamu untuk “ diisi”  oleh Allah dan Allah akan menjadikan kamu sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru pula.  Jika egomu tampil kembali,  walaupun hanya sedikit, maka Allah akan menghancurkannya lagi, sehingga kamu kosong lagi seperti semula, dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan menjadikan kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu masih juga terdapat diri (ego) kamu,  maka Allahpun akan menghancurkannya.  Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu di akhir hayatmu nanti. INILAH MAKSUD FIRMAN Tuhan,  “ Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”. Kamu akan mendapatkan dirimu   “kosong”  , yang sebenarnya hanyalah Allah.
                Didalam Hadist  Qudsi, Allah berfirman, “Hamba-Ku yang taat selalu memohon untuk dekat dengan-Ku melalui shalat-shalat sunatnya. Sehingga Aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, maka Aku menjadi telinganya, yang dengan itu ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memegang, menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku, memegang melalui Aku dan mengetahui melalui Aku”.

                Sebenarnya, ini adalah keadaan  ‘fana’  (hapusnya diri).  Apabila kamu telah melepaskan diri kamu dan makhluk, oleh karena makhluk itu bisa baik dan juga bisa jahat dan oleh karena diri kamu itu juga bisa baik dan bisa juga jahat, maka menurut pandanganmu tidak ada sesuatu kebaikan yang datang dari diri kamu atau dari makhluk itu dan kamu tidak akan merasa takut kepada datangnya kejahatan dari makhluk. Semua itu terletak ditangan Allah semata.  Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang menentukannya  semenjak awalnya.
                Dengan demikian Dia akan menyelamatkan kamu dari  segala kejahatan makhluk-Nya dan menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya.  Sehingga kamu menjadi titik tumpuan segala kebaikan,  sumber keberkatan, kebahagiaan, kesentosaan, nur  (cahaya), keselamatan, dan keamanan. Oleh karena itu,  “Fana” adalah tujuan, sasaran, ujung, dan dasar perjalanan wali Allah.  Semua Wali Allah , dengan tingkat kemajuan mereka, telah memohon dengan sungguh kepada Allah untuk menggantikan kehendak atau kemauan mereka dengan kemauan dan kehendak Allah. Mereka semuanya menggantikan kemauan dan kehendak mereka dengan kemauan dan kehendak Allah,  Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan mewujudkan Allah.  Karena itu, mereka dijuluki ‘Abdal’  (perkataan yang diambil dari kata “badal”  yang berarti  ‘pertukaran’). Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah adalah suatu perbuatan dosa.
                Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan menyadarkan mereka.  Dengan demikian mereka akan kembali sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari kehendak egonya (dirinya) sendiri, kecuali malaikat.  Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam kesucian kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniyah mereka.  Sedangkan jin manusia telah diberi tanggungjawab untuk berakhlak baik, tapi mereka tidak terpelihara dari pengaruh dosa dan maksiat. Para Wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniyah dan “abdal”  dipelihara dari kekotoran kehendak atau niat. WALAUPUN DEMIKIAN, MEREKA TIDAK BEBAS MUTLAK,  karena mereka mungkin punya kelemahann untuk melakukan dosa. Tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah akan menolong dan menyadarkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar