Laman

Senin, 31 Oktober 2011

Perpindahan kata yang bermakna


Segala sesuatu apabila kita memandang dari sudut kepentingan kita banyak yang kurang sesuai.  

Ini adalah sebuah status yang pernah saya tuliskan,  kenapa diulang lagi dalam catatan dan apa maksudnya.
Pemikiran ini dimulai dengan adanya  perbedaan pandangan dan tanggapan atau komentar dari kawan-kawan dalam menanggapi status. Dimana status yang diharapkan dapat tanggapan yang positif, menyejukkan, meneduhkan, menenangkan, mendamaikan ternyata dapat tanggapan yang sebaliknya.  Adanya kondisi seperti itu saya hubungkan dengan status yang lain, berbunyi :

Sibuk dengan menuangkan pikiran
Sibuk dengan menuangkan perasaan
Sibuk dengan pembelaan
Sibuk untuk mendapatkan kebenaran
Mending, Mendinginkan, Mandi dulu !!!!

Mandi yang kita lakukan ada beberapa cara :
1. Mandi betulan sehingga otak, hati, dan seluruh badan menjadi segar dan membawa aura positif
2. Mendinginkannya dengan cara berwudhu, sesuai ajaran islam
3.  Sesuai dengan anjuran rasul, mendingankan dengan cara diam, setelah tidak dihadapan fb lagi, akan memberikankesempatan pada pikiran dan hati kita untuk istirahat dan bertindak positif, juga kalau dihubungkan dengan status  berikutnya, "Sedang mikirin perkataan Rasul " Diam itu emas ", Apa ya maknanya ?
dan dapat tanggapan, "maknanya a adlaah "ketika bicara hendaknya bertuturlah dengan kata" yang mnyejukkan lagi menenangkan bagi orag" yang mendengarnya,  namun ketika tidak ada perkataan yang seperti itu maka diamlah, karena itu jauh lebih baik bagimu, agar tutur  kita senantiasa terjaga.  Dan ada juga tanggapan berikutnya   "saat bermeditasi, lupakan yg lama, lupakan apa yg mendatang, hanya ingat Allah. . . . karena peristiwa itu sebenarnya hijab".

Sedang status berikutnya adalah : 
Tahu akan kebodoban sendiri adalah waspada,
Tidak tahu, mengaku tahu adalah sebuah penyakit,
yang mengenal kenyataan ini berarti sehat!
Hanya mata seorang yang pikirannya tidak dibebani sepenuhnya dengan segala macam persoalan hidup yang akan dapat menikmati keindahan.

Ini adalah sebagai langkah evaluasi bagi diri kita, ternyata kita sering merasa pintar, tidak waspada, karena merasa pintar maka mendatangkan penyakit bagi diri kita alias kita tidak sehat, sehingga keindahan hidup tidak bisa kita nikmati.

Evaluasi berikutnya  adalah bunyi stutus dibawah ini yang membicarakan tentang :
"Jika seseorang dapat menerima keadaan yang menimpa dirinya dengan kesadaran, maka dia akan selalu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan itu dan sama sekali dia tidak akan menyalahkan Tuhan maupun manusia lain".

Kita tidak tahu dalam menyampaikan sebuah pemikiran kepada orag lain yg mengena atau sesuai apakah yang panjang atau pendek, yang sederhana atau yg rumit,  sampaikanlah dan janganlah merasa pintar dan janganlah menilai orang lain harus sama dengan dirinya karena tentu saja akan berbeda, sesuai dengan status yang pertama pada catatan ini.

Permasalahan yang muncul sebenarnya terjadi karena, mari kita lihat status berikutnya :
Tiada api sepanas nafsu tiada jerat sebahaya kebencian tiada perangkap selicin kedangkalan pikiran tiada arus sederas keinginan hati. Kehidupan manusia sudah diatur dan berjalan pada rodanya masing-masing, jika ada ketersinggungan, ketidaksesuaian, tabrakan kepentingan itu hanya disebabkan oleh muatan yang berlebihan, yaitu muatan keinginan

Juga pandangan baik dan buruk manuisa, sangat dipengaruhi oleh nafsu pribadi demi kepentingan diri sendiri. Kalau seseorang melihat orang lain menguntungkan dia, menyenangkan hatinya, maka serta-merta dia akan menganggap orang itu baik! Sebaliknya kalau dia melihat orang lain merugikannya, memusuhinya dan tidak menyenangkan hatinya, maka tanpa ragu-ragu lagi akan dianggapnya orang itu buruk. Seharusnya pandangan itu dinaikkan lagi pada level kebenaran sehingga mempunyai nilai yang objektif karena semua orang menilainya akan sama.

Jalan keluar dari hal-hal tersebut diatas terlihat pada status berikut ini, diantaranya :
Bagi kita yang berada diluar dari lingkaran  atau emosi mereka mudah saja untuk mengucapkan lebih baik berdamai. Tapi bagi mereka yang terlibat secara langsung ,  untuk menyatakan secara langsung diperlukan ketabahan hati dan keluasan dada atau kelapangan dada. 

Orang yang mampu  memberikan ucapan maaf dan damai  pada orang lain  adalah orang yangberjiwa Besar. Tidak banyak orang bisa melakukannya.
Ternyata masalah berbesar hati atau jiwa ini kita temui pada semua aspek kehidupan, hampir semua orang juga pernah merasakannya juga termasuk anda. Bagaiman rasanya kecewa, bagaimana rasanya mengakui kekalahan, bagaimana rasanya tersingkir dalam persaingan hanya kitalah yang tahu.

Keindahan terletak di dalam batin, batin yang berbahagia membuat segala sesuatu nampak indah, menyenangkan, segala penglihatan nampak indah, segala pendengaran menjadi merdu, segala makanan menjadi lezat, segala pengrasa menjadi halus dan lembut. 
Kedamaian di atas bumi ini bisa berlangsung ternyata karena kemaafan
Orang yang mengalah adalah orang yang pandai mengalahkan orang lain dan dirinya sendiri
Cobaan/kesalahan yang secara nyata menimpa kita , banyak orang yang tidak suka menerimanya, daripada cobaan/kesalahan yang tersembunyi. Padahal cobaan/kesalahan yang nyata itu akan memudahkan kita minta maaf/koreksi daripada yg tidak kita ketahui. Kemana minta maaf ?

Bagian terakhir :

Abadi dalam kesenangan dan kesusahan
Perlu disadari 
Keberadaan kita tidak akan bisa dilepaskan
Dari kesenangan dan kesusahan
Sepanjang hidup kita
Hasrat untuk mempertahankan harga diri
kadang-kadang bisa membuat orang turun harga dirinya
yang paling mudah adalah
kita tidak punya harga diri,
tapi harga diri selalu bersama kita
sehingga kita tidak direpotkan untuk mencari harga diri
Yang dicari adalah
Bagaimana menyikapinya

Semoga kita mendapatkan Akhlakul Karimah

Waasalamualaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar