Laman

Kamis, 30 Desember 2010

Spritual/Futuhul Ghaib ajaran ke-5 dan 6


Ajaran  Kelima
                Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya yang membunuh yang diluar tampak lembut tetapi didalamnya sangat membahayakannya, yang menipu mereka dan menyebabkan mereka lengah terhadap dosa dan maksiat ;  apabila kamu melihat semua itu, maka hendaklah kamu bersikap sebagai seorang  yang melihat orang lain yang membuang air besar yang membuka auratnya dan mengeluarkan bau busuk. Dalam keadaan seperti itu , hendaklah kamu memalingkan pandanganmu dari ketelanjangannya dan menutup hidungmu supaya tidak mencium baunya yang busuk. Demikian pulalah kamu  hendaknya bersikap terhadap dunia.  Apabila kamu melihatnya, maka hendaklah kamu memalingkan pandanganmu  dari pakaiannya dan tutuplah hidungmu supaya tidak mencium bau  busuk kegemerlapannya yang tidak kekal.  Semoga dengan demikian kamu dapat selamat dari bahaya dan cobaannya.  Apa yang telah ditetepkan Allah untukmu, pasti akan kamu rasakan. 

Allah telah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW : 
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.  Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal  (QS,  20  :   131)

Ajaran  Keenam
                Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafsumu dengan perintah-Nya dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu Allah.  Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara keseluruhannya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang  dan telah membebaskan segala pikiranmu  dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.
                Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan segala sesuatu keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri.  Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri didalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu.  Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri.  Serahkan segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya,  sejak dari awalnya hingga kekal selamanya.  Dia-lah yang menjaga dirimu didalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamusemasa kamu masih bayi.
                Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu,  tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah semata-mata.  Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak .  Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri, jiwamu bertambah subur. Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap  kebendaan ,  karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq.  Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu.  Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu.  Tuhan semesta alam akan mengajarmu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan mendudukan  kamu pada peringkat orang-orang alim terdahulu.
                Setelah mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendak kamu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang pecah yang tidak lagi berisikan  air walau setetespun.  Kosonglah dirimu dari pri-laku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini,  kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya perkara-perkara itu datang dirimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
                Oleh karena itu, masuklah kamu pada golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya.  Setelah itu kamu akan menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an  yang maha tinggi.  Berkenaan dengan inilah maka Nabi Besar Muhammad SAW. Bersabda, “ Aku menyukai tiga perkara dari dunia ini :  bau-bauan yang harum, wanita  dan shalat yang apabila aku melakukanya, maka mataku akan sejuk di dalamnya”.  Semua ini diberikan kepada setelah seluruh kehendak dan nafsu sebagaimana disebutkan diatas terlepas dari dirinya.  Allah berfirman, “ Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”.
                Allah Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan kehendakmu itu tidak akan diluluhkan.  Apabila semua itu telah hancur dan luluh dan tidak ada lagi yang tersisa pada dirimu , maka telah pantaslah kamu untuk “ diisi”  oleh Allah dan Allah akan menjadikan kamu sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru pula.  Jika egomu tampil kembali,  walaupun hanya sedikit, maka Allah akan menghancurkannya lagi, sehingga kamu kosong lagi seperti semula, dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan menjadikan kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu masih juga terdapat diri (ego) kamu,  maka Allahpun akan menghancurkannya.  Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu di akhir hayatmu nanti. INILAH MAKSUD FIRMAN Tuhan,  “ Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku”. Kamu akan mendapatkan dirimu   “kosong”  , yang sebenarnya hanyalah Allah.
                Didalam Hadist  Qudsi, Allah berfirman, “Hamba-Ku yang taat selalu memohon untuk dekat dengan-Ku melalui shalat-shalat sunatnya. Sehingga Aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, maka Aku menjadi telinganya, yang dengan itu ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memegang, menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku, memegang melalui Aku dan mengetahui melalui Aku”.

                Sebenarnya, ini adalah keadaan  ‘fana’  (hapusnya diri).  Apabila kamu telah melepaskan diri kamu dan makhluk, oleh karena makhluk itu bisa baik dan juga bisa jahat dan oleh karena diri kamu itu juga bisa baik dan bisa juga jahat, maka menurut pandanganmu tidak ada sesuatu kebaikan yang datang dari diri kamu atau dari makhluk itu dan kamu tidak akan merasa takut kepada datangnya kejahatan dari makhluk. Semua itu terletak ditangan Allah semata.  Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang menentukannya  semenjak awalnya.
                Dengan demikian Dia akan menyelamatkan kamu dari  segala kejahatan makhluk-Nya dan menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya.  Sehingga kamu menjadi titik tumpuan segala kebaikan,  sumber keberkatan, kebahagiaan, kesentosaan, nur  (cahaya), keselamatan, dan keamanan. Oleh karena itu,  “Fana” adalah tujuan, sasaran, ujung, dan dasar perjalanan wali Allah.  Semua Wali Allah , dengan tingkat kemajuan mereka, telah memohon dengan sungguh kepada Allah untuk menggantikan kehendak atau kemauan mereka dengan kemauan dan kehendak Allah. Mereka semuanya menggantikan kemauan dan kehendak mereka dengan kemauan dan kehendak Allah,  Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan mewujudkan Allah.  Karena itu, mereka dijuluki ‘Abdal’  (perkataan yang diambil dari kata “badal”  yang berarti  ‘pertukaran’). Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah adalah suatu perbuatan dosa.
                Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka dikuasai oleh emosi dan rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan menolong dan menyadarkan mereka.  Dengan demikian mereka akan kembali sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari kehendak egonya (dirinya) sendiri, kecuali malaikat.  Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam kesucian kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniyah mereka.  Sedangkan jin manusia telah diberi tanggungjawab untuk berakhlak baik, tapi mereka tidak terpelihara dari pengaruh dosa dan maksiat. Para Wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniyah dan “abdal”  dipelihara dari kekotoran kehendak atau niat. WALAUPUN DEMIKIAN, MEREKA TIDAK BEBAS MUTLAK,  karena mereka mungkin punya kelemahann untuk melakukan dosa. Tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah akan menolong dan menyadarkan mereka.

Senin, 13 Desember 2010

Pendidikan/Pengajaran

Metodologi Pembelajaran dan Soal Ujian Nasional
Ketika di sekolah kami melaksanakan Pelatihan Metodologi Pembelajaran, waktu itu nara sumber kami memberikan  materi yang berkaitan dengan pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa, dan guru hanya sebagai fasilitator. Berbagai macam model pembelajaran  pada saat itu disampaikan, dijelaskan, dan dipraktikan seperti :
1.      Model Direct Instruction
2.      Model Cooperative Learning
3.      Model Problem Based Learning
4.      Model Generative Learning
5.      Model Inquiry-Discovert Learning
6.      Model Classroom Discussion Learning
7.      Model Learning Strategies
8.      dll
Model Pembelajaran tersebut diarahkan atau ditujukan agar semua siswa bisa aktif. Ternyata semua metodologi tersebut bersumber dalam mengaplikasikan tujuan pendidikan nasional agar siswa tidak sebagai objek didik tapi sebagai subjek didik. Dari pelatihan pembelajaran tersebut saya merasakan guru tidak lagi mendominasi dalam proses belajar mengajar, sehingga guru dapat lebih ringan kerjanya  tapi harus betul-betul  mempersiapkan diri sebelum mengajar.

Tujuan pendidikan nasional yang menganggap siswa sebagai subjek didik juga dilatarbelakangi dari hasil penelitian yaitu :

MODUS PENGALAMAN BELAJAR :
Kita belajar  akan  memperoleh ;

1.       10% dari apa yang kita baca,
2.       20% dari apa yang kita dengar,
3.       30% dari apa yang kita lihat,
4.       50% dari apa yang kita lihat dan dengar,
5.       70% dari apa yang kita katakan, dan
6.       90% dari apa yang kita katakan dan lakukan

 (Sheal, Peter (1989) How to Develop and Present Staff Training Courses. London: Kogan Page Ltd.) 


Dengan adanya hasil penelitian tersebut maka kecerdasan dari siswa sebagai subjek didik akan menjadi maksimal yaitu 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan dan metodologi yang paling sesuai dengan hasil penelitian tersebut adalah metode pembelajaran siswa aktif, apapun modelnya yang dipilih.
Sampai permasalahan ini  apa yang diinginkan dalam pendidikan nasional kita belum menemukan kendala. Namun ketika proses pembelajaran mulai berjalan terasalah  kendala yang dihadapi diantaranya :

1.      Apakah sebagian besar dari siswa kita sudah siap untuk menerima pembelajaran seperti metodologi tersebut ?

Jangan lupa ! ,  Pembelajaran siswa aktif dengan berbagai macam nama itu adalah hasil penelitian dari bangsa Barat,  berarti pola pikir Barat yang liberal dan invidualis.  Dengan latar belakang budaya mereka yang liberalis dan individualis dengan menerapkan metodologi siswa aktif  untuk  masyarakat pendidikan mereka,  menjadi tidak banyak kendala. Karena liberalis berarti kebebasan dan invidualis berarti perorangan. Pola pikir mereka sudah terbentuk, kalau ingin maju maka kebebasan sifat liberalis dan individualis telah  memberikan dan membuka kesempatan bagi mereka yang seluas-luasnya tanpa tergantung pada orang lain, ingin maju atau tidak maka mereka sendiri yang menentukannya. Sehingga ketika metodologi  pembelajaran siswa aktif digunakan mereka sudah siap karena sudah terbentuk budayanya. Maka wajar sebagian besar dari siswa mereka bisa aktif.
Sedangkan kita bangsa Timur khususnya Idonesia pola pikirnya terbentuk dari kebersamaan, maju dan berhasil bersama-sama dan tidak berhasilpun juga bersama. Ketika metodologi ini dilaksanakan, maka yang bisa aktif hanya sebagian kecil saja, dan ternyata sebagian besar aktifnya dalam hal ngobrol kesana kemari tentang hal lain dan materipun akhirnya sedikit sekali mereka kuasai karena belum membudaya dan ditambah dengan permasalahan yang kedua yaitu ;

2.      Apakah sarana dan prasarana yang ada disekolah tersebut sudah mendukung ?

Bicara tentang sarana dan prasarana dalam segala hal kita selalu tidak memadai, jangankan bicara tentang kelengkapan teknologi dan informasi (TIK) disekolah tersebut, yang paling mendasar saja yaitu buku-buku, kita sangat kekurangan, bagaimana mau berhasil dengan maksimal,akhirnya  selalu tertinggal. Mau melengkapi dananya tidak ada, minta sumbangan orang tua latar belakang eknominya sebagian besar dari kalangan bawah, sumbangan pemerintah banyak yang diurus,  sedih

3.      Apakah gurunya sudah menguasai metodologi pembelajarn tersebut ?, sudahkah disiapkankan ?

Nah, permasalahan yang ketiga ini  dianggap oleh pemerintah tidak masalah apalagi dengan adanya sertifikasi guru. Guru sudah dianggap sebagai seorang  professional yang mampu menjalankan model seperti apapun yang dikehendaki oleh pembuat kebijakan.  Pernahkan dirasakan oleh pembuat kebijakan, dengan 24 jam wajib mengajar setiap minggunya bagi guru yang sudah mendapatkan sertifikasi, apakah dengan 24 jam wajib mengajar terlalu banyak, sedang,  atau sedikit. Bagi mereka menghitungnya sederhana saja waktu yang tersedia dalam 1 minggunya adalah 42 jam pelajaran, (perjam pelajaran 45 menit), dengan tuntutan ngajar 24 jam maka waktu kosong bagi guru masih ada 16 jam pelajaran, sederhana sekali. waktu yang kosong itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan persiapan sampai penilaian pembelajaran. Mereka tidak pernah merasakan dan mengetahui untuk masuk ke kelas selama 2 jam pelajaran, setelah guru mempersiapkan administasi maka waktu yang digunakan untuk mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran menghabiskan waktu sampai jam 11 atau jam 12 malam di rumah agar dalam pengajaran nantinya bisa maksimal, kemudian ada evaluasi yang dituntut adanya analisis butir soal, berapa menit waktu yang dihabiskan untuk mengoreksi satu orang siswa, minimal 10 menit kali satu kelas 30 orang kali 12 kelas, berapa waktu yang terpakai ? berapa : ternyata 3600 menit sama dengan 60 jam sama dengan 80 jam pelajaran, luar biasa  !!!!!!!.
Inilah gambaran kerja guru yang dikehendaki oleh pembuat kebijakan, guru yang professional, guru yang punya sertifikasi.
Sementara untuk menjadi seorang yang yang professional dalam pembelajaran, sebagian besar guru tidak pernah disiapkan. Bagaimana mau siap, bagaimana mau maksimal, bagaimana mau professional.
Apabila ada di sekolah-sekolah anda guru bisa menyelesaikannya dari persiapan administrasi, persiapan materi, sampai evaluasi dengan baik seperti yang diatas itulah dia seorang guru yang profesional.  Luar biasa……………..  Benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa, selamat pada guru yang bisa professional.

4.      Apakah soal-soal yang dikeluarkan dalam penilaian akhir (Ujian Nasional), berpolakan pembelajaran siswa aktif ?
Kenapa pertanyaan-pertanyaan tersebut saya munculkan, karena saya merasakan dan melihat, ketika dilaksanakan penilaian akhir ternyata soal-soal yang dikeluarkan tidak mengarah pada bentuk proses yang siswa lakukan dalam pembelajaran siswa aktif. Jangankan siswa, guru pemegang mata pelajaran tersebut saja kalau disodorkan dengan soal-soal seperti sekarang ini mungkin untuk mendapatkan nilai tuntas, umpama dengan KKM 70 tidak akan mencapainya.
Kalau kita mau jujur apa yang saya kemukakan ini adalah kenyataan, contoh ketika di kelas XII/3 Bahasa ada mata pelajaran Sejarah Budaya sekarang diganti dengan Antropologi Budaya. Saya mencoba untuk menjawab soal yang berjumlah 50 buah ternyata saya  hanya dapat menjawab kalau di konversi dengan nilai yaitu 65. Itu gurunya, jangan tanya siswanya, walaupun kita tidak bisa juga menutup mata bahwa diantara siswa nantinya ada yang nilainya lebih tinggi dari pada nilai gurunya.

Kenapa bisa begitu ? Karena bahan yang harus diajarkan kepada siswanya sangat banyak dan luas, serta lebih banyak bersifat hafalan.

Semoga tulisan ini bermanfaat, amin
Akan terbit tulisan :

1.      Selingkuh
2.      Birahi

Sabtu, 04 Desember 2010

Futuhul Ghaib :ajaran ke-4

Ajaran  Keempat
Apabila kamu “mati” dari makhluk, maka akan dikatakan kepada kamu, u“Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”.  Kemudian Allah akan mematikan kamu dari nafsu -nafsu badaniyah.  Apabila kamu telah “mati” dari nafsu badaniyah, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”.  Kemudian Allah akan mematikan kamu dari kehendak-kehendak dan nafsu. Dan apabila kamu telah  “mati” dari kehendak dan nafsu, maka akan dikatakan kepada kamu  “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”.  Kemudaian Allah akan menghidupkan kamu di dalam sesuatu  ‘kehidupan’ yang baru.
Setelah itu kamu akan diberi  ‘hidup’  yang tiada  ‘mati’  lagi. Kamu akan dikayakan dan tidak pernah papa lagi. Kamu akan diberkati dan tidak akan dimurkai.  Kamu akan diberi ilmu, sehingga kamu tidaka akan pernah bodoh lagi. Kamu akan diberi kesentosaan dan kamu tidak akan merasa ketakutan lagi. Kamu akan maju tidak akan pernah mundur lagi.  Nasib kamu akan baik, tidak akan pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan tidak akan dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan dijauhi oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan pernah rendah lagi. Kamu akan dibersihkan, sehingga tidak lagi merasa kotor.  Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi dan memiliki kepribadian yang mandiri.  Dengan demikian, maka kamu boleh dikatakan sebagai  “superman” atau orang yang luar biasa.
Jadilah kamu ahli waris para  Rasul, para Nabi dan orang-orang Shiddiq.  Dengan demikian, kamu akan menjadi titik akhir bagi segala kewalian, dan wali-wali yang masih hidup akan datang menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan akan dapat diselesaikan, dan melalui shalatmu, tanaman-tanaman dapat ditumbuhkan , hujan dapat diturunkan dan malapetaka yang hendak menimpa ummat manusia dari seluruh  tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah polisi yang menjaga kota dan rakyat.
Orang-orang akan berdatangan menemui kamu dari tempat-tempat yang dekat dan jauh dengan membawa hadiah dan oleh-oleh dan memberikan khidmat kepadamu. Semua ini hanyalah karena idzin Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa.  Lisan manusia tak henti-hentinya menghormati dan memuji kamu.  Tidak ada dua orang yang beriman yang bertingkah kepadamu.  Wahai mereka yang baik-baik, yang tinggal di tempat-tempat ramai  dan mereka yang mengembara, inilah karunia Allah. Dan Allah mempunyai  kekuasaan yang  tiada terbatas.

Ketikan ulang dari Buku : Futuhul Ghaib / Menyingkap Rahasia Kegaiban Mata Hati 1

Kata  Pengantar
                Syukur kehadirat Allah dan Rasul saya dibukakan hati untuk menyalin kembali kitab karangan Quthubul Maqam Sulthanul Aulia Al Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang berjudul  Futuhul Ghaib yang diterjemahkan oleh seorang hamba Allah dan Ummat Rasulullah yang sangat bernilai tinggi bagi ummat Islam yang ingin jalan hidupnya  berada dalam ketenangan dan kedamaian, semoga yang  mengarang dan menerjemahkan kitab ini tidak keberatan dan selalu dalam keridhaan Allah SWT dan dalam Syafaat Saidina Rasulullah Muhammad SAW.
                Adanya  keinginan dihati saya untuk menyalin kembali kitab ini setelah dibaca berulang-ulang karena :
1.       Agar sunnatullah dan sunnaturrasul  tetap terpelihara
2.       Agar ummat Islam yang membacanya  dapat merasakan kebaikan dari kitab ini karena berisi petunjuk atau jalan yang sangat diridhai oleh Allah SWT
3.       Kitab ini mengandung ajaran yang sangat tinggi untuk menjadi seorang mu’min sejati
Demikian sebagai kata pengantar dari saya, mohon doanya dan keridhaannya dari semua pihak.


                                                                                            Banjarbaru, 21 Juni 2009
                                                                                            Penyalin


                                                                                            Syafuan Nur





AJARAN  SYAIKH  ABDUL  QADIR  JAILANI

Dengan  asma  Allah  Yang  Maha  Pemurah  lagi  Maha  Penyayang

Ajaran  Pertama

Ada tiga yang wajib diperhatikan oleh setiap Mu’min di dalam seluruh keadaan : (1) melaksanakan segala perintah Allah ;  (2) menjauhkan diri dari segala yang haram ;  dan  (3) ridha dengan  hukum-hukum atau ketentuan Allah.
Ketiga perkara ini jangan sampai tidak ada pada seorang Mu’min. Oleh karena itu, seorang Mu’min harus memikirkan perkara ini, bertanya kepada dirinya tentang perkara ini dan anggota tubuhnya melakukan perkara ini.

Ajaran  Kedua
Ikutilah dengan ikhlas jalan yang telah ditempuh oleh Nabi Besar Muhammad SAW, dan janganlah merubah jalan itu. Patuhlah kepada Allah dan Rasulnya,dan jangan sekali-kali berbuat durhaka. Bertauhidlah kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya.  Allah itu Maha Suci dan tidak mempunyai sifat-sifat tercela atau kekurangan. Janganlah ragu-ragu terhadap kebenaran Allah. Bersabarlah dan berpegang teguhlah kepada-NYa.  Bermohonlah kepada-Nya dan tunggulah dengan sabar. Bersatupadulah di dalam mentaati Allah dan janganlah berpecah-belah. Saling mencintailah diantara sesama dan jangan saling mendengki.  Hindarkanlah diri dari segala noda dan dosa. Hiasilah dirimu dengan segala ketaatan kepada Allah.  Janganlah menjauhkan diri dari Allah dan janganlah lupa kepada-Nya. Janganlah lalai untuk bertobat kepada-Nya dan kembali kepada-Nya. Janganlah Jemu untuk memohon ampun kepada Allah pada siang dan malam hari. Mudah-mudahan kamu diberi rahmat dan dilindungi oleh-Nya dari marabahaya dan azab mereka, diberi kehidupan yang berbahagia di dalam surge, bersatu dengan Tuhan dan diberi nikmat-nikmat oleh-Nya. Kamu akan menikmati kebahagiaan dan kesentosaan  yang abadi didalam surge beserta npara  Nabi, orang-orang Shiddiq, para Syuhada dan orang-orang saleh. Kamu akan hidup kekal  di dalam surga itu selama-lamanya.

Ajaran  Ketiga
Manakala seorang hamba diuji oleh Allah, maka mula-mula dia akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkan itu. Jika tidak berhasil, maka ia akan meminta pertolongan kepada orang lain seperti para raja, para penguasa, orang-orang dunia atau para hartawan. Jika ia sakit, maka ia akan meminta pertolongan kepada dokter atau dukun.  Jika hal inipun tidak berhasil, maka ia akan kembali menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT, untuk memohon dan meratap kepada-Nya. Selagi ia masih dapat menolong dirinya, ia tidak akan minta pertolongan kepada orang lain. Dan selagi pertolongan lain masih ia dapatkan , maka ia tidak akan minta pertolongan kepada Allah.
Jika ia tidak mendapatkan pertolongan Allah, maka ia akan terus meratap, shalat, berdoa dan menyerahkan dirinya dengan sepenuh harapan dan kecemasan kepada Allah Ta’ala. Sekali-kali Allah tidak akan menerima ratapannya, sebelum ia memutuskan dirinya dari keduniaan. Setelah ia terlepas dari hal-hal keduniaan, maka akan tampaklah ketentuan dan keputusan Allah kepada orang itu dan lepaslah ia dari hal-hal keduniaan, selanjutnya hanya ruh sajalah yang tinggal padanya.
Dalam peringkat ini, yang tampak olehnya hanyalah kerja atau perbuatan Allah dan tertanamlah didalam hatinya kepercayaan yang sesungguhnya tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah). Pada hakikatnya, tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan, kecuali Allah saja.  Tidak ada kebaikan dan tidak ada keburukan, tidak ada kerugian dan tidak ada keuntungan, tidak ada faedah dan tidak ada pula anugerah, tidak terbuka dan tidak pula tertutup, tidak mati dan tidak hidup, tidak kaya dan tidak pula papa, melainkan semuanya adalah di tangan Allah.
Hamba Allah itu tidak ubahnya seperti anak bayi yang berada di pangkuan ibunya atau seperti orang mati yang sedang dimandikan atau seperti bola dikaki pemain ; melambung ; bergulir keatas, ketepi dan ketengah, senantiasa berubah tempat kedudukan. Ia tidak mempunyai daya dan upaya. Maka hilanglah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam perbuatan Allah semata-mata.
Hamba Allah semacam ini, hanya melihat Allah dan perbuatan-Nya. Yang didengar dan diketahuinya hanyalah Allah. Jika ia melihat sesuatu, maka yang dilihatnya itu adalah perbuatan Allah.  Jika ia mendengar atau mengetahui  sesuatu, maka yang didengar dan diketahuinya itu hanyalah firman Allah. Dan jika ia mengetahui sesuatu, maka ia mengetahuinya itu melalui pengetahuan Allah. Ia akan diberi anugerah  Allah.  Beruntunglah ia, karena dekat dengan Allah. Ia akan dihiasi dan dimuliakan. Ridhalah ia kepada Allah. Bertambah dekatlah ia kepada TUhannya. Bertambah cintalah ia kepada Allah. Bertambah khusu’lah ia mengingat Allah. Bersemayamlah ia di dalam Allah. Allah akan memimpinnya dan menghiasinya dengan kekayaan cahaya ilmu Allah. Maka terbukalah tabir yang menghalanginya dari rahasia-rahasia Allah  Yang Maha Agung. Ia hanya mendengar dan mengingat Allah Yang Maha Tinggi. Maka ia senantiasa bersyukur dan shalat dihadapan Allah SWT.

Jumat, 03 Desember 2010

Yang Sering Terlupakan 2

Yang  Sering  Terlupakan
Assalamualikum Wr Wb
Bapak-bapak/ibu-ibu/saudara-saudara seagama
Maaf tulisan ini hanya sebagai sebuah pemikiran dari seorang yang dangkal dan tidak mengerti ,paham tentang agama islam yang sangat luas dan dalam
Setelah saya mencoba memahami ajaran ‘Nur Muhammad” dan mencoba memasuki alam pemikiran pengarang  maka muncullah pertanyaan ini :
1.       Kenapa ajaran “Nur Muhammad” ini ada dalam pemikiran dan tulisan beliau ?
2.      Bagaimana caranya agar mencintai Allah dan mencintai rasulnya tidak terpisahkan ?
Jawabnya ternyata dibolak balik saja :

1.       Bagaimana caranya agar mencintai Allah dan mencintai rasulnya tidak terpisahkan ?
Jawabnya :
ajaran “Nur Muhammad”  adalah jalan untuk mencintai Allah dan Rasul Nya tidak terpisahkan.

2.      Kenapa ajaran “Nur Muhammad” ini ada dalam pemikiran dan tulisan beliau ?
Jawabnya :
karena ini adalah Jalan agar mencintai Allah dan mencintai rasulnya tidak terpisahkan ?
Betapa cerdasnya  pemikiran Ibnu ‘Arabi, beliau telah membuatkan jalan bagi kita untuk mencintai Allah dan Rasulnya secara utuh atau tidak terpisahkan lagi.

Keterangan :
Ajaran “Nur Muhammad” menurut saya adalah ajaran yang berisi tentang jalan/bagaimana rasullulah itu mendapat maqam menjadi kekasih Allah “Habibullah”, “Habibullah” berarti Allah dan rasul tidak terpisahkan lagi, karena sudah menjadi kekasih Nya. Puncak dari ajaran Nur Muhammad adalah “Habibullah” ingat dengan Allah berarti ingat dengan Rasul Nya, ingat dengan Rasul Nya berarti ingat dengan Allah. Ajaran ini menenggelamkan dirinya pada orang yang dicintainya.

Dalilnya :
1.       Katakanlah jika engkau mencintai Aku (Allah) maka ikutilah Aku (Muhammad), niscaya Aku ampuni dosamu, Sesungguhnya Allah Maha Tinggi kekuasaanya.
2.      “Siapa yang menghidupkan sunah Ku, maka dia akan berkumpul dengan Aku”

Paham inilah oleh mereka yang mengaku mempunyai ilmu agama islam yang benar dikatakan salah karena bersifat Wihdatul Wujud/kesatuan wujud antara makhluk dan Allah, dan mereka beranggapan tidak mungkin antara Al Khaliq dan Makhluk bersatu.

Yang Sering Terlupakan

Yang  Sering  Terlupakan
Assalamualikum Wr Wb
Bapak-bapak/ibu-ibu/saudara-saudara seagama
Maaf tulisan ini hanya sebagai sebuah pemikiran dari seorang yang dangkal dan tidak mengerti  dan paham tentang agama islam yang sangat luas dan dalam
Sering kita mendengar melalui pengajian-pengajian, ceramah-ceramah agama, tauziah-tauziah bahkan khotbah-khotbah agar  menjalan syariat islam,  beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Apa yang mereka sampaikan itu adalah agar kita kaum muslimin bisa semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Sehingga cahaya dari islam itu semakin menempel pada kita dan diharapkan juga akan menjadi rahmatan lil’alamin.
 Apakah itu rahmatan lil’alamin ?

Kata "rahmah" berasal dari kata "rahm", yang berarti rasa kasih yang menuntut munculnya perbuatan baik terhadap yang dikasihi. Jadi rahmah adalah rasa kasih yang membuahkan perbuatan baik dari yang mengasihi kepada yang dikasihi, tanpa mengharap balasan.  Yang berarti dalam berbuat kita harus ikhlas.
Syaikh Islam Al Murasybi berkata “orang yang dikatakan ikhlas adalah orang yang yang beramal tanpa takut hal-hal yang jelek pada amalnya diketahui oleh orang lain”. Maksudnya adalah karena kita tidak berdaya untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Sesuai dengan firman Allah Ta’ala “Allah yang menaikkan derajat dan menurunkan, melapangkan dan menyusahkan dan pasangan-pasangan lainnya” yang ada di alam semesta ini.
Sampai disini, lalu apa yang terlupakan oleh kita sesuai dengan judul diatas atau kalau kita lebih vocal bahasanya “Apa yang salah dengan kita” padahal kita sudah menjalan syariat islam sesuai dengan Al Qur’anul karim dan Sunah Nabi, yaitu Rasulullah SAW Nabi Muhammad Ibni Abdillah.
Jawabannya adalah “Kita lupa berterima kasih atau bersyukur kepada Rasulullah SAW”  yang juga dikatakan oleh rasul sendiri Aku diutus ke permukaan bumi agar menjadi rahmat bagi sekalian alam “ Rahmatan Lil’alamin “ sementara Allah juga menciptakan kita dan alam semesta ini agar menjadi rahmat bagi kita dan sekalian alam.
Memang apa yang telah kita amalkan telah sesuai dengan Kitabullah dan Sunah, secara implicit dan eksplisit kita sudah mengerjakan perintah dan larangan Nya (Allah dan Rasul) namun sering kita melakukannya hanya teringat kepada Allah saja tapi kita lupa dengan kekasih Nya (Habibullah). Padahal semua ajaran  Allah itu melalui kekasih Nya. Yang berarti kita lupa dengan Rasulullah SAW, orang yang berjasa kepada kita setelah Allah. Bahkan syahadatpun ada dua yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul, artinya dalam mengerjakan ajaran islam janganlah lupa pada Allah dan Rasul Nya.
Kenapa perlu ditekankan untuk ingat dengan rasul, karena apabila kita lupa dangan rasul Nya penghayatan kita terhadap agama Islampun menjadi tidak sempurna, kita mengangap rasul itu hanya sebagai pembawa risalah saja, begitu rasul tiada habislah perannya/jasanya bagi kita, karena itu hidupkan peran rasul pada diri kita. Lalu bagaimankah caranya menghidupkan rasulullah pada diri kita ? Salah satu jalannya adalah sesuai dengan hadist Nabi Saidina Muhammad SAW, yang berbunyi “ Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat “.  Apakah pengertian dari hadist nabi tersebut :
Menurut saya pengertian adalah ;
1.       Kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat seperti beliau (arti zhahir)
2.      Jika kita melaksanakan shalat maka kita seakan-akan melihat nabi mengerjakan shalat (arti bathin) sama dengar arti ihsan.
Apabila peran rasul menjadi hidup (lahir) pada diri kita sehingga kita seakan-akan selalu memperingati kelahiran nabi  (Maulidur Rasul/tidak hanya pada bulan Rabiul Awal saja) tapi setiap saat,  dengan demikian kita seakan-akan juga menjadi kaki tangan, perpanjagan tangan, pewaris, dan bisa dikatakan sahabat rasul yang tidak terpisahkan. Inilah arti sesungguhnya menghidupkan sunah rasul. Juga arti sesungguhnya “Siapa yang menghidupkan sunah Ku, maka dia akan berkumpul dengan Aku” , di dunia  (menurut pemikiran saya) dan akhirat. Dengan demikian dalil rahmatan lil’alamin pun menempel juga dengan kita. Allah rahmatan lil’alamin,  rasul rahmatan lil’alamin, kita pun demian juga, karena kita tidak pernah terpisahkan dengan pembawa rahmat bagi sekalian alam.
Saya jadi teringat dengan kitab “Ibnu ‘Arabi” yang berjudul “Futuhul Makiyah” yang dikarang oleh beliau. Isi dari buku ini oleh sebagian ummat islam yang berbeda pemikirannya/penafsiran mengatakan sebagai sebuah buku yang sesat/salah dan membahayakan bagi ummat islam karena  berisi tentang ajaran “Nur Muhammad”.
Setelah saya mencoba memahami ajaran ‘Nur Muhammad” dan mencoba memasuki alam pemikiran pengarang  maka muncullah pertanyaan ini :
1.       Kenapa ajaran “Nur Muhammad” ini ada dalam pemikiran dan tulisan beliau ?
2.      Bagaimana caranya agar mencintai Allah dan mencintai rasulnya tidak terpisahkan ?
Inilah pertanyaan yang muncul  dan jawabannya menurut saya ?
Kita sambung pada tulisan berikutnya



Rabu, 01 Desember 2010

Salam Kenal

Selamat  bertemu dengan saya yang baru mempelajari pembuatan sebuah blog, maaf bila masih belum bagus dan maksimal, bagi kawan-kawan yang ingin berpartisipasi untuk kesempurnaannya, silahkan koreksi dan saran.
Atas semua perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih